Pages

Assalamu Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat Datang di Blog saya!
Subscribe:

wibiya widget

Muslim Blogger United

Juli 20, 2011

Lirik Thufail Al Ghifari SEHELAI TIRAI DEMOKRASI

SEHELAI TIRAI DEMOKRASI
By : Thufail Al Ghifari

Bercerita tentang kemiskinan dan setiap proporsi tentang keterbelakangan
Di sekolah ketika kau duduk membaca Pelajari setiap kata bahasa dan budaya
Mentalar setiap isi sejarah dan urgensi tentang dogma
Dari setiap kurikulum yang dustakan intisari Akidah
Lempar paradigma tentang perdamaian
Mengaliri kebenaran ke sudut pemurtadan
Senggama neraka dari percaturan modernitas
Yang palsukan makna rukun Islam diatas omong kosong pluralitas
Dongeng kebodohan kaum trinitas
Menjelma dari setiap candu yang selalu klise terbahas
Manipulasi setiap kedok toleransi
Bersembunyi diatas real type tentang cinta kasih
Boneka para kafir demokrasi
Ketelanjangan amarah sebuah nilai tentang hak asasi
Di setiap tinta ijazah yang berubah menjadi tirani konsumerisme
Instalasi otak tercuci gengsi modernitas
Di sekolah dan setiap bukti nyata kesenjangan kelas
Kebohongan pendidikan pada satu rangkaian ambisi kafir membakar batas
Antara kufar dan Mukmin sejati
Simaklah musuh-musuh Islam di sekitar kita
Itulah para nasrani dan yahudi tak henti-hentinya
Selalu coba mendustakan Syahadat kami

Yeah … Come On !

Benturkan waktu …
Sungguh batas kesesatan jarak membendung kalbu
Tertusuk pilu …
Etape para pendusta agama disekitarmu
Dan para sahabat yang termurtadkan
Candu juru selamat palsu
Kuantitas para penipu
Membius dogma pluralitas senggama
Maka bersatulah umat Islam berteguhlah pada tali agama Allah Janganlah Kau bercerai berai

Yooww …
Pukul 7 pagi WIB ketika sistem mulai palsukan
Makna dari dua kalimat syahadat
Sekolah umum tidak mengajarkan kita menjadi Mukmin sejati
Rangkaian pembuta makna kemurnian Akidah
Pendusta agama diatas kompromi demokrasi
Hipokrasi dari aksiomatis kristenisasi
Mengiringi strategi dari kelicikan regenerasi partai damai sejahtera
Mantra dajjal dan boneka para yahudi
Terlaknat dari omong kosong eintokia
Barigade para setan misionaris dan pengekor nasionalis
Universalitas agama yang menjebak kawah sudut pandang tentang neraka
Maka bersyukurlah kepada militansi
Karena fanatik adalah kunci Mukmin sejati
Sekolahku adalah Tarbiyyah Islamiyah
Murrobiku adalah wali kelasku
Nabi Muhammad SAW adalah teladanku
Dan Allah SWT adalah segalanya bagiku
Maka jadilah Muslim sejati
Yang berlemah lembut terhadap sesama Islam
Dan bersikap tegas terhadap orang kafir
Dari Sehelai Tirai Demokrasi
Kemurnian yang harus tetap berdiri
Bersatu sehati menghapus setiap noda hitam di dalam kalbu
Bagi Indonesia dan kenangan syahid para mujahidin yang telah meninggal atas kemerdekaan bangsa ini

Benturkan waktu …
Sungguh batas kesesatan jarak membendung kalbu
Tertusuk pilu …
Etape para pendusta agama disekitarmu
Dan para sahabat yang termurtadkan
Candu juru selamat palsu
Kuantitas para penipu
Membius dogma pluralitas senggama
Maka bersatulah umat Islam berteguhlah pada tali agama Allah Janganlah Kau bercerai berai

Langkah prestisius dari sebuah kemunafikan toleransi
Ketika jawaban adalah pluralitas
Menghimpit buas pada satu estetika omong kosong patriot pemurtadan
Menjelma pada suatu nuansa kedamaian
Sekedar topeng bagi setiap ambisi pemfitnah agama
Memberi ruang lingkup kepalsuan
Pasa satu sketsa dilema pembenaran
Menjalar disetiap pengkafiran umat

Mereka memang tak henti-hentinya memerangi Islam
Mewujudkan fakta ambisi para misionaris edan
Disini keluguan umat semakin termanfaatkan bagi sebuah konspirasi global
Agenda pion-pion zionisme
Bintang Daud dan retorika tentang keselamatan
Semaikan jihadmu di dada kawan
Genderang Perang telah ditabuh
Tuk memereka yang selalu memerangi mereka yang selalu memerangi dan mengusik agama ini
Ikat sorban dan rapatkan setiap saf-saf persaudaraan Islam
Makna kata kekusuan dan terjagalah dalam setiap kalimat Allah
Bersatulah umat Islam
Waktunya kita bangkit dan merebut kembali kejayaan itu
Agar tak ada lagi yang dibodohi
Hingga tak ada lagi fitnah bagi agama ini

0 komentar:

Posting Komentar